Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga dosen sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif. Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat setidaknya ada lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu :
Kejelasan dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.
Ketepatan atau akurasi dalam penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan.
Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
Alur Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap.
Budaya, aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.
Efektifitas komunikasi dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang tepat pula. Dalam Pendidikan Islam terdapat beberapa metode dalam proses pembelajaran, yang diantaranya:
Yaitu suatu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran melalui kisah atau cerita.
- Kisah selalu memikat karena mengundang pembaca atau pendengar untuk mengikuti peristiwanya, merenungkan maknanya. Selanjutnya, makna-makna itu akan menimbulkan kesan dalam hati pembaca atau pendengar;
- Kisah Qurani dan Nabawi dapat menyentuh hati manusia karena kisah itu menampilkan tokoh dalam konteksnya yang menyeluruh. Karena tokoh cerita ditampilkan dalam konteks yang menyeluruh, pembaca atau pendengar dapat ikut menghayati atau merasakan isi kisah itu, seolah ia sendiri yang menjadi tokohnya;
- Kisah Qurani mendidik perasaan keimanan dengan cara :
- Membangkitkan berbagai perasaan seperti khauf, rida, cinta;
- Mengarahkan seluruh perasaan sehingga bertumpuk pada suatu puncak, yaitu kesimpulan kisah;
- Melibatkan pembaca atau pendengar ke dalam kisah itu sendiri sehingga terlibat secara emosional (A.Tafsir, 1994:140-141).
Metoda hiwar (dialog) mempunyai dampak yang dalam bagi pembicara dan juga bagi pendengar pembicaraan itu.
Hal ini disebabkan oleh beberapa hal :
- Pertama, dialog itu berlangsung secara dinamis karena kedua pihak terlibat langsung dalam pembicaraan. Kedua pihak saling memperhatikan kebenaran dan kesalahan dapat terkoreksi.
- Kedua, pendengar tertarik untuk mengikuti terus pembicaraan itu karena ia ingin tahu kesimpulannya.
- Ketiga, metoda ini dapat membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa, yang membantu mengarahkan seseorang menemukan sendiri kesimpulannya.
- Keempat, bila hiwar dilakukan dengan baik, memenuhi akhlak tuntunan Islam, maka cara berdialog, sikap orang yang terlibat, itu akan mempengaruhi peserta sehingga pengaruh berupa pendidikan akhlak, sikap dalam berbicara dan sebagainya (A.Tafsir, 1994:136).
- Metode Amtsal
Yaitu suatu cara mengajar dimana guru menyampaikan materi pembelajaran dengan membuat/melalui contoh atau perumpamaan. Prinsip dasar metode ini dalam Q.S. al-Baqarah [2]: 17
Artinya: “Perumpamaan mereka adalah seperti orang menyalakan api mereka, setelah api itu menerangi mereka sekelilingnya Allah menghilangkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.” (Q.S. Al-Baqarah [2]:17)
-
Metode UswahDemikian postingan kali ini tentang metode pembelajaran dalam Islam, semoga bermanfaat.
Metode uswah atau keteladanan dalam pendidikan merupakan metoda yang berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual, dan etos sosial. Dalam penyampaian materi pembelajaran, guru memberikan contoh sikap dan perilaku sesuai materi yang ingin disampaikan kepada peserta didik. Prinsip dasar metode ini dalam Q.S. al-Ahzab [33]: 21 لَّقَدْ كَان لَكُمْ فِى رَسُوْلِ اللّٰهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ٠٠٠
Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik” (Q.S. al-Ahzab [33]: 21).
Allah Swt. juga telah mengajarkan bahwa Rasul yang diutus untuk menyampaikan risalah samawi kepada umat manusia, adalah seorang yang mempunyai sifat-sifat luhur, baik spiritual, atau intelektual. Sehingga manusia belajar darinya, memenuhii panggilannya, menggunakan metodanya dalam hal kemuliaan, keutamaan dan akhlak yang terpuji. Dia mengutus Muhammad Saw. sebagai teladan yang baik bagi umat manusia di sepanjang sejarah, dan bagi umat manusia di setiap saat dan tempat sebagai pelita yang menerangi dan purnama yang memberi petunjuk.
No comments:
Post a Comment
Hal terindah dalam hidup adalah ketika dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain